PCNU MUBA

PKPNU Ke I : Mencetak Kader NU Yang Militan

Keluang. Pimpinan Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Musi Banyuasin sukses menggelar Diklat Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU) ke I. Agenda yang dihelat tanggal 24-26 September 2021 kemaren dipusatkan di Ponpes Al Hidayat Al Qur’aniyyah wali Songo Desa cipta praja A.7 Kecamatan Keluang Kabupaten Musi Banyuasin

Ketua Panitia PKP NU Hamdani melalui Sekretaris Ahmad Ghozen, S.H menuturkan, kegiatan ini bertujuan untuk mencetak kader NU yang militan, yang bergerak dan berjuang pada nilai-nilai ahlussunah wal jama’ah an-nahdliyah.

“Pengkaderan dilaksanakan selama tiga hari dan peserta diberi materi tentang ke NU an dengan menghadirkan narasumber yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing,” Ungkap Ahmad Ghozin menjabat GP. Ansor Muba

Ketua PCNU Musi Banyuasin KH.Muhammad Jazuli, S.I.Kom mengungkapkan, Diklat PKPNU tersebut merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Bumi Serasan Sekate Musi Banyuasin diikuti oleh para pengurus baik dari jajaran pengurus cabang, ranting, maupun dari para kader lainnya.

PKPNU ini merupakan langkah konkrit bagi PCNU untuk mencetak kader-kader NU yang berkualitas dan mampu untuk memahami tata kelola organisasi dengan baik dan benar sebagai modal untuk mengembangkan NU agar menjadi organisasi yang berdaya guna.

“Selain itu juga sebagai upaya mengkader para calon pimpinan NU melalui kegiatan yang terarah dan terukur supaya bisa memberikan manfaat dan dampak positif bagi perkembangan PCNU Musi Banyuasin kedepan. Karena kemajuan NU ke depan juga berada di tangan para pengurus dan kader-kader muda NU,” terangnya.

Terusnya, pendidikan ini diadakan dalam rangka memberikan bekal dan wawasan khazanah keilmuan yang luas khususnya dalam bidang ke NU an yang berpaham Ahlussunnah Wal Jamaah.

Harapannya, lanjut KH. M.Jazuli, kader NU mampu melestarikan tradisi dan nilai-nilai perjuangan yang dilanggengkan oleh para masyayikh pendiri NU. Terlebih belakangan ini banyak bermunculan ajaran atau kelompok radikal yang mencoba menyerang ajaran-ajaran NU yang dianggap menghalang-halangi langkah dan gerakan ajarannya.”

“Tujuan lainnya untuk memberikan wawasan pengetahuan yang mendalam tentang pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), keorganisasian, wawasan global, spiritual, serta penguatan tentang maraknya bahaya radikalisme, fundamentalisme,” tambahnya.

Selanjutnya, kaderisasi adalah salah satu hal terpenting dalam proses pengembangan organisasi. Tanpa kaderisasi, organisasi bertumbuh dengan sendirinya tanpa adanya pemahaman yang sama tentang visi dan misi organisasi di antara para kader.

“Fungsi dari jam’iyyah (organisasi) NU yang terpenting adalah melindungi jamaahnya. Bila jam’iyyah tak mampu melindungi kesatuan dan cita-cita jamaahnya, maka organisasi telah kehilangan arti pentingnya. Untuk itu semua pengurus dan badan otonom cabang diwajibkan untuk ikut dalam pendidikan ini supaya ada pemahaman yang sama tentang visi dan misi organisasi,” tegasnya.

Exit mobile version