SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / DIRGAHAYU HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-77 TAHUN 2022, PULIH LEBIH CEPAT BANGKIT LEBIH KUAT
  • 3 tahun yang lalu / Selamat datang di website resmi PCNU MUSI BANYUASIN ; pcnumuba.or.id
WAKTU :

JARGON INDAH YANG MENGELABUHI ORANG AWAM DAN BERMUATAN KEBATILAN

Terbit 3 Januari 2021 | Oleh : Ahid Jamaludin | 7758 Views | Kategori : BERITA
JARGON INDAH YANG MENGELABUHI ORANG AWAM DAN BERMUATAN KEBATILAN

Jargon Indah untuk Agenda Busuk atau dalam bahasa arab sebagaimana yang pernah di ungkapkan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib saat menyikapi para demonstran yang menolak kebijakan-kebijakan Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan menuduh beliau tidak menggunakan hukum al-Qur’an, jargon tersebut oleh Khalifah Ali disebut : “Kalimat al-Haqq Yuridu biha al-Bathil” / كلمة الحق يريد بها الباطل yaitu Kalimat atau Jargon secara lahir kalimatnya seakan terdengar indah, seakan membela islam, seakan tuhan ridho dengan kalimat tersebut, dan ilusi lainnya. Namun dibalik agenda tersebut terdapat muatan-muatan busuk dan keji untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah secara konstitusi. Di Mesir terbukti banyak sekali jargon-jargon tersebut yang dipakai untuk agenda politik dengan mengatasnamakan islam termasuk dengan kalimat Jihad, bahkan jargon-jargon tersebut di gemborkan oleh kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai kelompok jihadis sebagaimana di iraq dan syiria di banyak mimbar khutbah, sehingga ketegangan benar-benar terjadi, masyarakat telah menjadi korban provokasi atas propaganda yang selalu didengungkan dimana-mana dan dibanyak tempat, akhirnya di negara seperti syiria dan iraq akhir benar-benar terjadi perang saudara se bangsa dan se tanah air, na’udzubillah.

Di indonesia ada eks ormas yang juga mempunyai jargon senada dengan jargon-jargon yang di dengungkan di timur tengah seperti mesir sebagaimana yang di uraikan oleh Agus Maftuh Abegabreil Dubes Indonesia untuk Saudi Arabia dalam status facebook beliau yaitu : “Al-Islam huwa al-Hall” (Islam adalah Solusi), “Al-Jihad Sabiluna” (Jihad adalah jalan kami), “Li-Tathbiqis Syari’ah” (untuk menegakkan syari’ah), “Al-Islam huwa Al-Qur’an wa As-Saif” (Islam adalah Al-Qur’an dan Pedang), “Al-Islam huwa As-Shalat wa Al-Qital” (Islam adalah Shalat dan Perang. Di indonesia ada Ormas yang memiliki jargon “Isy Kariman au Mut Syahidan” / عش كريما او مت شهيدا yang artinya “Hiduplah dalam keadaan mulia, atau matilah dalam keadaan syahid”.

Jargon diatas barangkali ditafsirkan oleh mereka bahwa agar kehidupan bernegara mereka harus melaksanakan pemahaman keagamaan sebagaimana yang mereka pahami, diterapkannya syari’at secara keseluruhan termasuk dengan sistem khilafah (bisa dibaca AD/ART organosasinya mereka), mereka tidak sadar atau memang karena ngotot agar diterapkannya konsep-konsep pemahaman politik dan keagamaan mereka terhadap berlangsungnya kehidupan beragama terutama bernegara, sedangkan negara kesatuan republik indonesia ini adalah sebuah negara dengan konsep kesepakatan dan kebersamaan para pendiri bangsa, sehingga indonesia bukanlah sebagai negara agama, bukan juga negara suku, juga tidak negara yang berdasarkan ras, tapi indonesia adalah negara kesatuan yang didalamnya terdapat beberapa agama, beberapa suku, beberapa ras, beberapa bahasa, beberapa budaya, dan beberapa warna kulit.

Hal ini menjadikan indonesia tidak cocok jika diterapkan dengan sistem yang disebut khilafah, sehingga pemahaman dari kata عش كريما yang artinya ‘hiduplah mulia’ bukan berarti harus menerapkan sistem khilafah atau menjadikan hukum-hukum salah satu agama harus diterapkan secara total, dan hal itu sangat tidak mungkin karena indonesia adalah negara kesepakatan. Jika jargon tersebut masih saja di dengungkan apalagi di mimbar khutbah berarti mereka sedang menikmati indahnya mimpi dan ilusi yang berkepanjangan.

Kata عش كريما (kehidupan mulia) baiknya dipahami sebagai bangsa yang aman, tidak terjadi konflik internal berkepanjangan, aman dan nyaman dalam melaksakan kegiatan kegamaan, nyaman dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat mencerdaskan bangsa, meningkan perekonomian bangsa, dst. sehingga dengan pola-pola tersebut, maka sebuah bangsa dan negara dengan sendirinya akan menjadi bangsa yang mulia, bangsa yang maju, bangsa yang bermartabat, dan itulah hakikat kehidupan yang mulia, bukan lagi terbawa mimpi suram bersama khilafah yang nyata-nyata membawa petaka diberbagai negara di timur tengah. Biarlah Indonesia tetap menjadi negara dengan sistem kesepakatan (معاهدة) antara para pendirinya, tugas kita hanya merawat dan menguatkan antar satu dengan lainnya, bukan malah menjadikan lembaran baru ayas suramnya kehidupan berbangsa kita kepada generasi di masa depan dengan memaksakan sistem dan konsep kenegaraan yang berasal dari luar NKRI yang sangat bertolak belakang dengan relevansinya terhadap indonesia.

Kata اوْ متْ شهيدًا yang berarti mati syahid, dalam konteks fiqih siyasah mati syahid berarti mati dalam posisi perang melawan kaum kafir harbi sebagaimana di masa rasulullah saw. bersama-sama para sahabat radliyallahu ‘anhum, atau di masa berikutnya yang memang mengharuskan terjadinya peperangan, termasuk merebut kembali kemerdekaan negarannya dari kaum penjajah, tentunya harus mengikuti koridor fiqih bagaimana aturan-aturan dalam peperangan.

Indonesia adalah negara damai, sebuah negara yang telah terlepas dari bangsa penjajah melalui para pendiri bangsa yang terdiri dari berbagai penganut agama, suku dan ras. Indonesia bukan negara konflik sebagaimana di beberapa negara timur tengah, sehingga jargon dan ajakan mati syahid yang bermuatan peperangan sangat tidak relevan dalam konteks ke negaraan, karena posisi indonesia adalah negara damai yang sedang tidak dalam posisi konflik sebagaimana di timur tengah. Maka yang baik bagi Indonesia adalah jargon “Mari kita rawat kebhinekaan, mari kita Majukan Indonesia”.

Wallahu A’lam.

Penulis : Ahid Jamaluddin, S.Pd.I., M.Pd. (Ketua Tanfidziyah MWC NU Tungkal Jaya)

SebelumnyaMasjid Syuro & MWCNU Babat Toman Menggelar Istighosyah Menjelang pergantian tahun 2021 SesudahnyaMENCETAK KADER NU YANG HAFAL AL-QUR'AN

Berita Lainnya

1 Komentar

Topani Sahara, Minggu, 3 Jan 2021

Mantap gus

Balas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.